Hasrul Hasan

Reka Cipta Dalam Perspektif Kreativiti

728x90
2008


Minggu, 02-11-2008
Sun TV Ramaikan TV Lokal
Makassar, Tribun - Satu lagi stasiun televisi hadir di Makassar. Sun TV akan ikut meramaikan TV lokal di Sulsel dan sekitarnya. Televisi yang diawaki sejumlah wartawan senior di Sulsel ini muncul lewat frekwensi 31.

Direktur PT Sun TV Makassar, Husain Abdullah, mengatakan, masyarakat bisa menikmati siaran Sun TV di Makassar, Parepare, Gowa, Pangkep, Barru, hingga Luwu Timur.

"Kehadiran Sun TV untuk ikut memberikan pendidikan, hiburan, dan nuansa baru bagi masyarakat," jelas Husain di Makassar, Sabtu (1/11). Dalam tayangan, Sun TV akan lebih fokus pada masalah politik, hukum, budaya, dan agama.

Beberapa wartawan televisi ikut bergabung dalam kru Sun TV. Mereka mendisain berita dan tayangan dari kantor yang terletak di Jl Urip Sumiharjo, Makassar. Wartawan yang tergabung kembali dilatih khusus untuk menyesuaikan dengan segmen dan kebijakan Sun TV.

"Tanyakan kami sebagian besar perkembangan lokal Sulsel dan sekitarnya," tegas Husain.

KETAKUTAN terhadap kebebasan pers bukanlah omong kosong. Bahkan kebebasan pers kerap menjadi momok yang menakutkan. Menakutkan bagi pemegang kekuasaan. Mengapa? Karena lembaga pers juga dianggap memiliki sebuah “kekuasaan” tersendiri. Sehingga pekerja jurnalis dianggap dapat mengganggu dan membahayakan kekuasaan para penguasa.
Hal itu banyak pihak berupaya menguasai pers. Berbagai cara pun bisa ditempuh para penguasa. Misalnya memanggil pemimpin redaksi untuk 'mengendalikan' arah pemberitaan. Menelepon lembaga pers sambil meminta agar pemberitaan yang dianggap merugikan segera dicabut. Atau, mengancam lembaga pers dan wartawan secara fisik dan mental. Lebih parahnya lagi, adalah pembredelan kantor media massa. Gambaran kelam terhadap kebebasan pers itu sering menghantui para jurnalis di Tanah Air. Kebebasan pers merupakan perwujudan dari hak untuk memperoleh informasi dan menyatakan pendapat tanpa rasa takut, dan karena itu merupakan prasyarat mutlak bagi demokrasi modern yang sungguh beradab.
Pada dasarnya kebebasan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis.
Pertanyaan sekarang. Mengapa kebebasan pers masih sebatas angan-angan? Hal itu bisa terjadi karena penerapan hukum di negeri in masih belum berjalan sebagaimana diharapkan. Penerapan hukum yang tegas, tanpa pilih kasih,masih sebatas retorik belaka. Ini sangat berbahaya, karena negara bisa hancur karena lemahnya penegakan humum,apalagi kalau pers bisa dibungkam. Kondisi itulah yang terlihat dewasa ini.
Adalah fakta, meski berbagai kebebasan itu sudah diatur dalam perundang-undanga, namun gaungnya belum memasyarakat.Misalnya saja, Undang-undang Pers No.40.Tahun 1999 ternyata aparat penegak hukum masih banyak yang belum tahu.
Jangan tanya pada mereka pasal demi pasalnya. Mendengar sajapun mereka belum pernah. Sangat ironis! Bagi yang sudah tahu malah bersikap acuh, seakan undang-undang pers itu tidak valid. Kondisi itulah yang membuat mereka menolak menggunakan Undang-undang Pers dengan berbagai macam alasan.. Pers bahkan dituding sebagai pihak yang membuat undang-undanganya sendiri, membela korpsnya,sehingga kata mereka, sudah barang tentu undang-undang pers hanya menguntungkan komunitas pers bila terjadi delik pemberitaan.
Dengan realita dan pemahaman seperti itu wajar saja kalau berbagai kasus delik pers pada akhirnya diselesaikan menurut kehendak polisi, Jaksa, dan Hakim, yakni menggunakan KUH pidana, dan komunitas pers akhirnya satu persatu menjadi korban, masuk penjara, akibat pengebirian UU Pers oleh pihak luar.
Kondisi seperti itu sudah banyak terjadi, dan cukup menakutkan bag komunitas pers sekaligus mengancam kebebasan pers. Sangat ironis jika sebuah karya jurnalistik harus berakhir di terali besi.
Kebebasan pers bisa berjalan dengan baik jika semua pihak menyadari betapa mulia dan urgen fungsinya yang diemban para pekerja jurnalistik. Pers yang baik akan menerapkan manajemen profesional dalam menjalankan fungsinya dengan penuh tanggungjawab. Selalu kritis terhadap keadaan,selalu berpihak pada rakyat, terus meningkatkan kemampuannya dalam reporting.

Kota Makassar (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar di pada 5°8′ LS 119°25′ BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Makassar dikenal mempunyai Pantai Losari yang indah.
Makassar berbatasan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Pangkajene Kepulauan di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Kota ini termasuk kota kosmopolis, banyak suku bangsa tinggal di sini. Di kota ini ada suku Makassar,Bugis,Toraja dan Mandar.Di kota ini ada pula komunitas Tionghoa yang cukup besar. Makanan khas Makassar adalah coto Makassar, Roti Maros, Kue Tori', Palabutung,Pisang Ijo dan sop konro.
Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,25 juta jiwa.

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Aku sekadar mampir di tempat ini Barangkali hanya untuk menumpang tidur
Mengulur mimpi sampai ujungnya.
Tak seorang pun mengerti
Apa yang sebetulnya kucari
Setelah berjalan sejauh ini
Kadang aku sendiri pun sangsi
rumah ini hanya kujadikan tempat
untuk melepas lelah setelah
seharian berjalan.

Gerimis mengguyur losari
Diantara Lalu-lalang kendaraan,
Diantara Riuh Rendah Suara Klakson
Sukmaku Tertancap..
Menyatu Dengan Suasana Gerimis Menjelang Senja di losari
Masih Seperti hari-hari sebelumnya losari lantunkan Sajak-sajak Senja
Sajak-sajak yang terdengar diantara desah lirih nafasku dan degup irama jantungku..
Di losari terguyur hujan
Di dermaga aku lentunkan Sajak-Sajak Tentang Senja
Hingga aku pun sadar, sebentar lagi senja menyapaku..

Tak tahu pertama kali dia datang. Yang jelas saat ini dia masih ada, memang dia bukanlah senjaku tapi entah kenapa hingga saat ini keberadaannya mampu meluluhkan hatiku.Sosok tegar mungkin saja melebihi seorang Frida kahlo.
Melihatnya seperti itu akupun seperti tersihir. Semangatku kini melecut. Aku kembali tegak."Aneh. Aku rasakan sesuatu yang aneh", katakuBersama kami telah melewati sebuah perjalanan waktu dan hingga saat inipun seperti itu. Berjalan mencari sesuatu, sebuah arti kehidupan lewat jalan yang sama untuk saat ini.
Saat ini jalanya sama tapi aku tak tahu tujuan yang ingin dicapai senja ku. Jika suatu saat ternyata tujuan kita sama aku akan tersenyum dan memberikan yang terbaik untuknya tapi jika ternyata tujuannya tak seperti yang kukira aku akan tetap tersenyum dan berterima kasih karena telah menemaniku dalam penggalan perjalanan kehidupanku.

Sebagai manusia biasa tentu saya sering terperangkap dalam labirin kejenuhan. Labirin yang penuh liku dan tak tahu pintu keluarnya dimana. Saya berusaha lari terus menyusuri lorong labirin yang penuh persimpangan jalan. Seolah memberi pilihan kepada saya mau lari kemana toh sama saja semua akan kembali ke jalan yang sama.
Dalam kondisi seperti itu, saya sengaja menabrakkan diri ke setiap dinding labirin. Dalam imajinasi saya ini hanyalah sebuah ilusi dan rutinitas yang menyeret alam sadar saya hingga terjebak dalam sequence serba ‘by default’.

Hasrul

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget